Proliman lahir ditengah-tengah gempuran jaman yang serba digital, serba penuh tantangan, maka melalui slogan membuka wawasan dengan berbagai sudut pandang dapat mengajak masyarakat menilai, berfikir kritis serta membuka wawasan seluas-luasnya dengan berbagai sudut pandang.

Kamis, 28 November 2013

Pasar Malam Pertama Di Indonesia

11/28/2013 05:33:00 PM

 
Proliman.com- Pasar malam merupakan hiburan rakyat, terlebih hiburan untuk semua kalangan baik dari kalangan elit maupun kalangan kelas menengah ke bawah sekalipun. Pasar malam sendiri adalah sebuah arena jual-beli yang diselenggarakan pada petang hingga malam hari, dimana biasanya diadakan beberapa macam hiburan untuk meramaikan acara tersebut. Namun, tahu kah anda bahwa Pasar Malam Pertama yang hadir di Indonesia itu terdapat di daerah mana?

Pasar malam pertama hadir pada masa kolonial, tepatnya di daerah Batavia (sekarang Jakarta). Pada awal abad 20 sebenarnya banyak sekali festival yang pernah hadir di Batavia namun, kebanyakan ber-aromakan unsur-unsur keagamaan. Hal ini ternyata membuat pemerintah kolonial setempat untuk membuat sebuah festival dalam bentuk pasar malam yang dikenal dengan Pasar Gambir. Nama Pasar Gambir itu sendiri diambil dari lokasinya yang berada di daerah Lapangan Gambir. Alasan pembentukan Pasar Gambir ini sendiri dalam rangka memperingati hari kelahiran Ratu Wilhelmina penguasa Belanda ketika itu yang jatuh pada tanggal 31 Agustus. Selain itu pula pemerintah kolonial juga beralasan pembentukan Pasar Gambir ini juga dalam rangka memperingati penobatan Ratu Wilhelmina yang merupakan nenek dari Ratu Beatrix, pada tahun 1898.

Pada awalnya Pasar Gambir diadakan dalam waktu satu pekan saja namun, karena banyaknya antusiasme warga Batavia terhadap pesta rakyat tersebut maka pemerintah Belanda menambah acara tersebut menjadi dua pekan, yakni pada pekan terakhir bulan Agustus hingga pekan pertama bulan September. Pasar Gambir yang hadir mempunyai maksud untuk meningkatkan perekonomian di Kota Batavia dengan mengadakan promosi barang-barang industri yang nantinya akan menimbulkan daya beli yang tinggi dari masyarakat Batavia itu sendiri. Selain tujuan ekonomi, Pasar Gambir juga menyediakan sarana rekreasi serta hiburan untuk masyarakat Batavia yang diantaranya pertunjukkan sulap, carrousel (komidi putar) dan American Carnaval Show. Selain hiburan juga ada arena permainan di dalamnya seperti permainan panjat-panjatan yang bisa dibilang hampir mirip dengan permainan Panjat Pinang, lalu ada juga permainan olahraga bola kasti dan sepak bola serta permainan lainnya. Namun, satu hal kerap ditunggu-tunggu masyrakat Batavia kala itu adalah pesta kembang api yang meriah, yang dilakukan setiap akhir Pasar Gambir itu sendiri. Kembang api-kembang api ini sendiri diambil dari Pabrik Kembang Api Gorz di Krukut dan Lauw Kang Boen di Angke.

Sarana hiburan yang semacam Pasar Gambir ini tentunya amatlah berkesan bagi warga Batavia kala itu, meski begitu Pasar Gambir harus berakhir ketika bangsa Jepang datang ke Indonesia pada tahun 1942. Keberadaan Pasar Gambir ini pun ternyata juga membuat pasar malam dan sarana hiburan lain berkembang di daerah di luar Batavia, seperti Jaarbeurs (bursa tahunan) di Bandung dan Jaarmarkt (pasar tahunan) di Surabaya. Pasar Gambir juga merupakan cikal-bakal lahirnya Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta yang menjadi gagasan dari Gubernur Ali Sadikin di tahun 1968. [PRO/GAL]


Pasang Iklan Anda Disini

 

About Us | Kontak | Redaksi