Proliman lahir ditengah-tengah gempuran jaman yang serba digital, serba penuh tantangan, maka melalui slogan membuka wawasan dengan berbagai sudut pandang dapat mengajak masyarakat menilai, berfikir kritis serta membuka wawasan seluas-luasnya dengan berbagai sudut pandang.

Kamis, 12 Desember 2013

Semarak Festival Sejarah 2013 UNS Solo

12/12/2013 01:39:00 PM

Solo- Rabu 11/12 dalam rangka memeriahkan Festival Sejarah Indonesia,  Jurusan Ilmu Sejarah UNS mengadakan seminar nasional di ruang sidang Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Seminar yang diikuti oleh dosen, mahasiswa, dan khalayak umum dengan pembicara JJ. Rizal, Heri Priatmoko, dan M. Nazir Salim tersebut mengusung tema “peran orang desa dibalik perjuangan masyarakat desa dalam melawan kolonial”.

Seminar  Dengan berbagai rangkaian acara, seperti:
  1. Seminar Nasional "Peran Orang-Orang Desa Dibalik Perjuangan Masyarakat Kota Dalam Melawan Kolonial"
  2. LKTI "Peran Sejarah Dalam Upaya Membentuk Bangsa Yang Berkarakter"
  3. Lomba dan Pameran Fotografi "Kebudayaan Jawa"
  4. Bazar Buku
  5. Bakti Sosial : "Gerakan Bijak Untuk Anak Jalan"

Berhasil menghipnotis para hadirin yang berpartisipasi dalam semua rangkaian acara tersebut. Seperti salah satu gagasan yang telah lama di ketahui oleh semua sejarawan tentang penulisan sejarah “wong cilik” yang di lontarkan oleh Sartono Kartodirjo telah membukakan mata semua sejarawan untuk mengulas tentang bagaimana kehidupan “wong cilik” era kolonial. Salah satu ulasan yang dilontarkan oleh narasumber Heri P, Sejarah orang orang desa “wong deso” yang membantu para gerilyawan perang untuk melawan kolonial Belanda dengan mendirikan dapur umum serta mecukupi kebutuhan bahan makanan selama masa perang. Selain itu juga narasumber yang lain, JJ. Rizal mengusung tema “si Pitung”. JJ. Rizal menggambarkan pula tokoh Minke dalam tetralogi Pulau Buru oleh Pramoedya Ananta Toer sebagai cerminan si Pitung era modern. Peran orang-orang desa atau wong cilik ini sendiri juga diulas oleh M. Nazir lewat sebuah kajian agraria dimana dia menyampaikan jika sebenarnya orang-orang kecil ini termasuk ke dalam kelompok yang tertindas oleh kapitalisme, dimana tanah-tanah kepunyaan kelompok masyarakat desa digerogoti oleh kaum kapitalis secara perlahan yang tentunya merugikan masyarakat desa.[PRO/KINCUP/BSN]


Pasang Iklan Anda Disini

 

About Us | Kontak | Redaksi